Gubernur Fauzi Bowo mengakui, DKI Jakarta salah satu provinsi dengan penderita HIV/AIDS yang cukup tinggi setelah Papua. ”(Tercatat ada) sebelas ribu lebih penderita HIV dan AIDS. Saya prihatin (akan jumlah ini), namun disisi lain, kita berhasil merubah stigma. Yang dulu ditutup-tutupi, sekarang tidak. Sekarang orang mencari pengobatan, dia melapor dan kita berikan pengobatan itu,” kata Fauzi Bowo.
Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DKI Jakarta mencatat, sebanyak 2.605 kasus HIV/AIDS terjadi selama tahun 2011. Dalam mengatasi penderita, Pemprov DKI sampai sekarang telah menyediakan 32 rumah sakit dan 19 puskesmas di ibu kota yang dilengkapi pelayanan HIV/AIDS.
Gubernur Fauzi Bowo menambahkan, dalam penanggulangan HIV/AIDS, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, namun dibutuhkan pula partisipasi masyarakat, termasuk para sukarelawan dari lingkungan lembaga swadyamasyarakat (LSM).
Warga Jakarta kepada VOA mengatakan, mereka memperoleh banyak informasi terkait penanggulangan HIV/AIDS dari para petugas kesehatan pemerintah dan aktivis LSM . Beberapa warga yang lain mengatakan wilayahnya belum tersentuh penyuluhan mengenai HIV/AIDS dari petugas pemerintah.
Lestari (33 tahun), seorang ibu rumah tangga warga Pancoran Jakarta Selatan mengatakan ikut prihatin dengan hal ini dan menyayangkan tidak adanya petugas penyuluhan pencegahan HIV/AIDS di wilayahnya. Demikian juga Mukhtar (27 tahun) , warga Benhil Jakarta Pusat.“Pemerintah belum serius dalam pencegahan HIV/AIDS, salah satunya upaya pencegahan dengan peningkatan pembekalan kepada generasi muda, tentang tindakan yang menjurus atau beresiko terjangkit HIV/AIDS," kata Mukhtar.
0comments:
Post a Comment